E Sport Trending – Vitality Memiliki Alasan Kalah di Grand Final MWI 2024
Kejutan Besar di MWI 2024: Team Vitality Tersungkur di Partai Puncak
Turnamen MLBB wanita bergengsi MWI 2024, bagian dari Esports World Cup 2024 (EWC 2024), membawa kejutan tak terduga ketika tim andalan Indonesia, Team Vitality, gagal meraih gelar juara.
Vivian dan rekan-rekannya datang dengan status favorit juara, berbekal performa gemilang yang mengantarkan mereka menjuarai 24 turnamen berturut-turut. Namun, di pertandingan final, mereka harus menerima kenyataan pahit dengan kekalahan telak 3-0.
Smart Omega Empress tampil lebih unggul dan berhasil meredam setiap serangan dari Team Vitality, menunjukkan kelas mereka sebagai tim yang lebih baik di pertandingan tersebut.
Untuk memahami penyebab kekalahan mengejutkan ini, kami telah merangkum tiga alasan utama mengapa Team Vitality harus menyerah di Grand Final MWI 2024 dalam artikel ini. Mari kita simak lebih lanjut pelajaran berharga dari hasil mengecewakan ini.
Persiapan yang Kurang Matang: Tantangan META Baru dan Jadwal Padat
Update patch terbaru MLBB menghadirkan pergeseran META, di mana Hero Assassin kembali mendominasi kompetisi. Sayangnya, Team Vitality belum mampu memanfaatkan perubahan ini sepenuhnya. Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk jadwal kegiatan yang terlalu padat, seperti yang diungkapkan oleh Viorelle “Vival” Chen dalam sesi wawancara pasca pertandingan.
“Persiapan kami tidak sebaik turnamen sebelumnya. “Rangkaian latihan dan scrim yang kami jalani kurang efektif karena jadwal yang sangat padat,” kata Vival.
Pelatih kepala, Ilham “Susugajah” Hadi, juga mengakui bahwa mereka masih kurang memahami META yang baru. Menurutnya, scrim yang dilakukan Team Vitality tidak menghasilkan hasil yang diharapkan.
“Di sisi kepelatihan, scrim terasa tidak efektif karena sangat sulit untuk memahami META saat ini. Saat tiba di Riyadh, kami merasa sudah menemukan META terbaik untuk tim, namun kenyataannya banyak hal di luar ekspektasi, seperti kekalahan dari tim Malaysia di fase grup. Intinya, persiapan kami kurang memadai,” jelas Susugajah.
Kekurangan dalam persiapan dan pemahaman META baru ini menjadi salah satu faktor utama kekalahan Team Vitality di Grand Final MWI 2024, memberikan pelajaran berharga bagi tim untuk lebih siap di turnamen mendatang.
Gagal Mengatasi Tekanan Mental: Beban Ekspektasi dan Dampaknya
Status sebagai tim favorit juara tidak selalu menjadi jaminan untuk hasil yang baik. Sebaliknya, ekspektasi tinggi sering kali menambah tekanan mental yang berat bagi para pemain.
Momen krusial yang tidak berhasil diatasi bisa menjadi pemicu runtuhnya mental tim. Dalam kasus Team Vitality, kekalahan satu poin dari tim Malaysia membuat mereka mulai meragukan kemampuan sendiri, sehingga tidak mampu menampilkan performa terbaik.
“Di MWI 2024, kami mengalami permulaan yang buruk. “Kehilangan satu game dari Malaysia merupakan pukulan telak karena kami merasa semua tim sudah berada di level kami,” ungkap Vival.
Tekanan mental yang tinggi dan kekalahan awal ini menggoyahkan kepercayaan diri Team Vitality, menjadi salah satu faktor penting yang menghambat mereka mencapai potensi maksimal di turnamen ini.
Tidak Berkembang di Sepanjang Turnamen: Kendala Team Vitality di MWI 2024
Alasan lain kekalahan Team Vitality di Grand Final MWI 2024 adalah kegagalan mereka untuk berkembang dan memperbaiki kesalahan sepanjang turnamen.
Team Vitality sering kesulitan memegang kendali pertandingan di fase early game, yang sering berujung pada efek snowball bagi tim lawan.
Salah satu indikator jelas adalah rendahnya keberhasilan mereka dalam mendapatkan Turtle pertama. Bahkan ketika menggunakan Tank Jungler yang seharusnya lebih mudah mendapatkan objektif netral dibandingkan Assassin, mereka tetap gagal mengamankan Turtle pertama.
Kegagalan ini terus berulang di setiap pertandingan, dan sayangnya Team Vitality tidak mampu menemukan solusi hingga turnamen berakhir.
Demikianlah rangkuman alasan kekalahan Team Vitality di Grand Final MWI 2024. Terlepas dari semua itu, semoga tim andalan kita bisa bangkit dan menjadi tim yang lebih kuat di masa depan. Kegagalan adalah guru paling berharga, lebih berharga daripada kemenangan yang tidak membuahkan evaluasi apapun.