
E Sport Trending – Game horor asal Jepang selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Dengan suasana mencekam, unsur supranatural, serta cerita psikologis yang menggugah emosi, semuanya jadi nuansa khas yang memikat dan penuh kengerian.
Kalau kamu sedang mencari pengalaman bermain bikin bulu kuduk berdiri dan susah lupa, tujuh game horor bertema Jepang wajib masuk daftar. Setiap game menghadirkan sensasi mencekam yang unik, namun semuanya siap membuat adrenalinmu terpacu.
1. The Evil Within Series
Dengan sutradara oleh Shinji Mikami, sosok yang terkenal lewat Resident Evil, The Evil Within (2014), dan The Evil Within 2 (2017) membawa horor Jepang ke dalam bentuk yang lebih modern dengan pengaruh kuat dari horor barat. Meskipun tidak sepenuhnya berlatar di Jepang, identitas kreatornya menjadikan game ini pantas masuk dalam daftar horor Jepang yang wajib coba.
Game pertama menawarkan pengalaman horor yang padat dengan elemen psikologis dan gore, mengingatkan pada perpaduan antara Silent Hill dan Resident Evil. Sementara sekuelnya memperkenalkan dunia semi-terbuka yang membuat ketegangan datang dari segala penjuru. Desain elemen, monster, dan atmosfer dalam game ini tetap mencerminkan pendekatan horor khas Jepang, meskipun disajikan dengan gaya Hollywood yang lebih luas.
2. Silent Hill 3
Rilis pada tahun 2003, Silent Hill 3 mengajak pemain mengikuti perjalanan Heather, seorang remaja yang harus berhadapan dengan teror psikologis dan dunia alternatif penuh monster menakutkan. Dibandingkan dua seri sebelumnya, rasa takut yang ditawarkan terasa jauh lebih pribadi dan mendalam. Efek suara yang mengganggu serta atmosfer menyeramkan dari dunia “Otherworld” membuat Silent Hill 3 layak sebut sebagai salah satu puncak kejayaan dari seri ini.
Silent Hill 3 juga menawarkan beberapa ending dan adegan tambahan, menjadikannya memiliki nilai replay yang tinggi. Hubungannya yang erat dengan dua game sebelumnya turut memperkaya pengalaman bermain, membuat ceritanya terasa lebih dalam. Bahkan, game ini menjadi sumber inspirasi utama untuk film Silent Hill: Revelation, yang bintangnya Kit Harington dan Sean Bean.
3. Parasite Eve 2
Tidak seperti pendahulunya yang lebih kental dengan nuansa RPG klasik, Parasite Eve 2, yang rilis pada tahun 2000, mengadopsi gaya gameplay survival horror yang mengingatkan pada Resident Evil. Hal ini bukan kebetulan, karena sang sutradara, Kenichi Iwao, juga terkenal sebagai penulis di balik Resident Evil, sehingga nuansa horor yang lebih tegang dan atmosferik sangat terasa di game ini.
Dalam game ini, pemain mengendalikan Aya Brea, seorang agen yang harus menghadapi makhluk-makhluk mengerikan hasil mutasi biologis. Dengan atmosfer yang menegangkan serta momen jumpscare membuat jantung berdebar. Parasite Eve 2 sukses menggabungkan elemen aksi dan horor dengan latar cerita ilmiah yang kuat. Perpaduan antara horor biologis dan kesunyian khas Jepang menjadikan game ini tetap berkesan dan relevan hingga hari ini.
4. Fatal Frame 2: Crimson Butterfly
Ketika berbicara tentang horor Jepang, Fatal Frame 2: Crimson Butterfly pasti tak bisa lewat. Rilis pada tahun 2003 untuk PlayStation 2, game ini membawa pemain ke dalam peran dua saudara perempuan yang terperangkap di desa yang banyak hantu. Satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan menggunakan Camera Obscura, kamera mistis yang mampu menangkap dan melawan roh-roh jahat.
Fatal Frame 2 sangat kental dengan nuansa budaya Jepang. Mulai dari desain desa yang khas, mitologi yang diangkat, hingga gaya horor yang sunyi namun sangat mencekam. Game ini jadi sebagai salah satu yang paling menyeramkan sepanjang masa, sebanding dengan film horor Jepang klasik seperti Ring dan Ju-On.
5. Siren: Blood Curse
Siren: Blood Curse adalah remake dari Forbidden Siren yang rilis secara episodik di PlayStation 3 pada tahun 2008. Dengan format episodik, game ini memberikan sensasi seperti menonton serial horor Jepang menegangkan, namun kamu menjadi pengendali jalannya cerita.
Game ini memperkenalkan berbagai karakter dengan perspektif dan skenario yang berbeda, namun semuanya saling terhubung. Ketegangan dibangun dengan sangat cermat melalui pencahayaan yang suram, suara ambient yang mencekam, dan musuh yang muncul tiba-tiba tanpa peringatan. Jika kamu menyukai horor dengan cerita yang mendalam, Siren: Blood Curse adalah game yang wajib kamu coba.
6. Shadow Corridor
Shadow Corridor adalah game horor first-person yang rilis pada tahun 2019 oleh developer indie asal Jepang, Kazuki Shiroma. Walaupun dikembangkan oleh tim kecil dan hanya tersedia di PC lewat Steam, game ini mampu menghadirkan pengalaman horor yang patut diperhitungkan.
Dengan latar kota Jepang yang terasa autentik, pemain di ajak menjelajahi lorong-lorong sempit, kuil kuno, hingga teater yang telah lama di tinggalkan. Nuansa seperti tersesat di dalam labirin gelap terasa begitu kuat. Salah satu aspek paling menonjol dari Shadow Corridor adalah desain audionya. Mulai dari suara langkah kaki, bisikan samar, hingga dentingan aneh yang mampu membuat bulu kuduk berdiri sepanjang permainan.
7. Corpse Party
Jangan remehkan tampilannya yang sederhana. Corpse Party, yang pertama kali rilis di PC pada tahun 2006. Menggunakan RPG Maker, adalah game horor 2D yang mampu menghadirkan teror yang nyata. Kisahnya mengikuti sekelompok pelajar yang tanpa sengaja terjebak di sebuah sekolah angker setelah melakukan ritual pemanggilan arwah yang berakhir tragis.
Meskipun grafisnya terbilang sederhana, Corpse Party unggul dalam hal narasi gelap, adegan gore yang mengerikan, serta efek suara yang mencekam. Terutama ketika di mainkan dengan headphone. Remake-nya, Corpse Party: Blood Covered dan Repeated Fear, tidak hanya memperluas cerita, tapi juga hadir di berbagai platform seperti PSP, 3DS, hingga Nintendo Switch.
Game horor Jepang memiliki keunikan yang membedakannya, lebih menekankan pada atmosfer, suara, dan perasaan terjebak ketimbang hanya mengandalkan jumpscare. Dari The Evil Within Series yang menggali ketakutan psikologis, hingga Corpse Party yang memadukan mitologi Jepang dengan gameplay inovatif. Semua game dalam daftar ini membuktikan bahwa horor Jepang tetap relevan dan tak kalah menakutkan.