E Sport Trending – Beberapa kali berhadapan dengan coach Adi dari ONIC Esports, Xepher selaku pelatih Alter Ego mengaku banyak belajar dari sosok rivalnya tersebut. Pertemuan mereka yang cukup sering, baik di regular season maupun di playoff, membuat Xepher menyadari bahwa Adi memiliki pola pikir dan pendekatan strategi yang patut di jadikan referensi. Tidak hanya sekadar kompetitor, namun Adi juga menjadi sosok yang memberikan insight baru bagi Xepher dalam membangun strategi tim.
Kedua pelatih ini memulai karier dari game Dota 2 sebelum akhirnya bertransition ke Mobile Legends pada waktu yang berbeda. Background yang sama membuat keduanya memiliki cara pandang serupa terhadap makro gameplay, rotasi, hingga pengambilan keputusan di dalam pertandingan. Meski berangkat dari jalur yang sama, perkembangan mereka di MLBB berjalan dengan gaya yang berbeda, sehingga saling memberi warna tersendiri ketika tim mereka bertemu.
Baik Xepher maupun Adi juga saling mengakui kemampuan satu sama lain. Mereka memahami bahwa dunia kompetitif MLBB berkembang sangat cepat, sehingga terus belajar dari sesama pelatih merupakan hal yang penting untuk menjaga performa tim.
Xepher Memperdalam Pemahaman terhadap Pola Drafting Adi
Dalam konferensi pers setelah grand final MPL ID S16, Xepher mengungkapkan bahwa ia banyak belajar dari Adi. Ia menilai bahwa Adi memiliki pola drafting yang konsisten namun sulit di tebak, terutama dalam menentukan prioritas hero dan membaca komposisi lawan.
“Dari pembelajaran itu, saya mendapat sudut pandang baru soal drafting, terutama terkait pemilihan hero, mana yang harus di prioritaskan, mana yang tidak, hingga hero apa saja yang perlu di ban.” Ujar Xepher.
Pelajaran tersebut semakin ia rasakan di babak final MPL ID S16. Di mana pengalaman menghadapi ONIC terasa berbeda di bandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya. ONIC tampil disiplin, cepat beradaptasi, dan mampu menutup celah yang biasanya bisa dimanfaatkan Alter Ego.
Pelajaran Penting untuk M7
Pada babak final MPL ID S16, ONIC meraih kemenangan meyakinkan dengan skor 4-1. Meskipun dua game pertama berlangsung cukup seimbang, tiga game berikutnya sepenuhnya di kuasai oleh ONIC. Dominasi tersebut menunjukkan betapa kuatnya pemahaman ONIC terhadap tempo permainan dan draft Alter Ego.
“Menurut saya, pertandingan ini terasa seperti sebuah pukulan keras di bandingkan laga-laga sebelumnya,” ujar Xepher. “Bahkan selama regular season, kami tidak pernah di outplay sejauh ini.”
Meski begitu, Xepher menilai kekalahan ini justru menjadi pengalaman berharga. Banyak aspek yang bisa ia evaluasi, baik dari sisi drafting, pengambilan keputusan, hingga pemahaman makro.
“Ini menjadi pembelajaran yang baik, dan semoga dapat kami manfaatkan untuk persiapan menuju M7,” pungkasnya.
Sumber : ggwp.id






