E Sport Trending – Turnamen Kingdom International Championship (KIC) 2025 resmi tidak lagi menyisakan wakil Indonesia setelah dua perwakilan terakhir, Bigetron dan Vesakha, harus angkat koper lebih cepat. Harapan publik Tanah Air untuk melihat prestasi besar di panggung internasional kembali pupus, mengingat kedua tim datang dengan modal performa solid di kualifikasi regional. Namun kenyataan di babak utama berkata lain, level kompetisi yang semakin ketat membuat langkah mereka terhenti lebih awal.
Bigetron menjadi tim pertama yang tersingkir usai gagal mengamankan kemenangan krusial dalam laga penentuan. Meski sempat tampil agresif di awal turnamen, mereka tidak mampu menjaga konsistensi ketika menghadapi tim-tim dengan rotasi cepat dan pemahaman map lebih matang. Sementara itu, debutan Vesakha yang sebelumnya mencuri perhatian dengan strategi disiplin, justru terlihat kewalahan ketika permainan memasuki fase mid hingga late game. Kedua hasil ini membuat Indonesia resmi pulang tanpa membawa satu pun slot ke babak lanjutan KIC 2025.
Bigetron Kehabisan Nafas di Laga Penentuan
Bigetron membuka turnamen dengan percaya diri setelah tampil gemilang di sesi scrim dan group stage regional. Namun, laga elimination melawan salah satu unggulan dari Asia Timur menjadi titik balik yang pahit. Kesalahan rotasi dan kurangnya kontrol objektif membuat Bigetron kehilangan momentum. Coach tim mengakui bahwa adaptasi menjadi kendala utama, terutama dalam membaca meta baru yang lebih menekankan permainan cepat dan agresif.
Walau harus tersingkir, Bigetron tetap mendapatkan apresiasi berkat peningkatan performa individu. Rumor mengenai perombakan roster pasca KIC 2025 mulai ramai dibicarakan, meski pihak manajemen belum memberikan konfirmasi resmi.
Vesakha Belum Siap Hadapi Tekanan Panggung Besar
Sebagai tim pendatang baru, Vesakha tampil menjanjikan hingga memasuki fase akhir kualifikasi. Namun, tekanan panggung internasional terbukti menjadi ujian berat. Kesalahan komunikasi dan kurangnya pengalaman membuat mereka gagal mengubah peluang menjadi poin kemenangan.
Meski pulang lebih cepat, kiprah Vesakha tetap dianggap sebagai modal berharga untuk musim selanjutnya. Banyak pengamat menilai bahwa dengan pengalaman dan evaluasi mendalam, Indonesia masih memiliki kesempatan bangkit di turnamen besar berikutnya.
Sumber : ggwp.id






