E Sport Trending – Indonesia kembali mengirimkan tim untuk nomor Free Fire pada cabang olahraga esports di SEA Games 2025 Thailand. Seperti pada edisi sebelumnya, Indonesia menargetkan prestasi tinggi melalui dua wakil yang diturunkan.
Tahun ini, tim pertama akan diperkuat oleh para pemain RRQ Kazu, sementara tim kedua diisi oleh pemain ONIC. Susunan ini dipilih agar Indonesia memiliki dua kekuatan kompetitif yang mampu bersaing secara optimal dalam format multi-nasional yang kian ketat.
Prestasi Indonesia pada nomor Free Fire telah terbukti sejak SEA Games 2021 di Vietnam. Saat itu, Indonesia berhasil meraih dua medali sekaligus, emas dan perak, sebuah pencapaian bersejarah yang menegaskan dominasi Indonesia di kancah Free Fire Asia Tenggara.
Hasil gemilang tersebut tentu menjadi standar sekaligus motivasi tersendiri bagi tim pelatih.
Ambisi Coach Ady dalam Mempertahankan Prestasi Indonesia
Coach Ady, salah satu figur kunci di balik keberhasilan Indonesia pada 2021, menyampaikan ambisi besarnya saat di temui di Kantor PB ESI, Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (09/12/2025). Ia menegaskan bahwa target Indonesia tidak berubah, yakni mempertahankan medali emas dan perak.
“Itu adalah keyakinan sekaligus ambisi kami. Sebelumnya, saya, Bang Fayad, dan AFM berhasil meraih emas dan perak di SEA Games 2021 Vietnam. Jadi, pencapaian itu menjadi motivasi tersendiri. Dalam skenario terburuk, mungkin kami hanya bisa mendapatkan emas dan perunggu. Namun kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan emas dan perak di Free Fire,” ujarnya.
Namun, persiapan menuju SEA Games 2025 tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tahun ini, tim Indonesia harus menyesuaikan diri dengan format baru yang di tetapkan oleh tuan rumah.
Format ini berbeda dari sistem Champion Rush yang di gunakan pada turnamen resmi Garena dalam beberapa musim terakhir. Thailand sebagai tuan rumah memutuskan untuk kembali menerapkan sistem Point Rush untuk nomor Free Fire.
Penyesuaian Strategi Akibat Perubahan Format Turnamen
Coach Ady menjelaskan bahwa perubahan format tersebut menuntut penyesuaian strategi serta evaluasi yang signifikan.
“Untuk SEA Games 2025 ini terdapat perubahan format. Thailand mengubah format turnamennya menjadi Point Rush, sementara pada turnamen-turnamen sebelumnya kami terbiasa dengan Champion Rush. Karena itu, kami melakukan evaluasi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada turnamen sebelumnya, sekaligus beradaptasi dengan aturan baru yang di tetapkan tuan rumah,” jelasnya.
Selain format, peta persaingan juga menjadi tantangan besar. Menurut Coach Ady, situasi tahun ini sangat berbeda di bandingkan dengan SEA Games 2021 di Vietnam.
Pada saat itu, hanya lima negara yang berpartisipasi dan sebagian di antaranya belum memiliki banyak pengalaman di level internasional, sehingga Indonesia memiliki ruang lebih luas dalam mengatur strategi. Namun kini, persaingan jauh lebih ketat.
“Pada SEA Games 2021 Vietnam, partisipan saat itu hanya lima negara. Namun kini, kita mengetahui bahwa Thailand 1 dan Thailand 2, yang merupakan perwakilan tuan rumah sekaligus peraih gelar juara dunia—ikut bertanding. Selain itu, ada Malaysia, Laos, Timor-Leste, dan Indonesia. Secara keseluruhan, enam negara berpartisipasi pada SEA Games tahun ini. Dari sini terlihat adanya sedikit perbedaan dari segi dropzone dan rotasi,” tutupnya.
Dengan kekuatan baru, penyesuaian strategi, dan semangat mempertahankan tradisi emas, Indonesia berharap dapat kembali mengibarkan Merah Putih melalui dua posisi tertinggi di podium.
Sumber : ggwp.id








